Photobucket

Hamid Alhamid

Sabtu, 27 Februari 2010

Tanggung jawab para orangtua Alawiyyin

Kalam Al-Imam Abdullah bin Alwi Al-Atthas

1. Menjaga putra-putri alawiyyin khususnya dan para generasi muda umumnya dari sifat-sifat ambisi untuk mencari pengaruh dan pangkat/kedudukan yang di puja-puji oleh semua orang. Sebagaimana sikap Nabi SAW terhadap para sahabatnya seakan-akan seperti ayah mereka, beliau SAW tidak takut akan kemiskinan yang bersifat duniawi yang akan menimpa mereka.

Telah berkata Ath-Thiby ra,

“Seorang ayah yang materialis (cinta kepada harta-harta duniawi) khawatir apabila anaknya ditimpa miskin harta. Sedangkan ayah yang religius (yang kuat pendidikan moral dan agamanya) khawatir apabila anaknya miskin akan ilmu-ilmu agama.”

Sebagaimana hadits Nabi SAW yang diriwayatkan dari Abi Hurairah ra.,

“Celakalah penyembah dinar dan dirham serta penyembah karpet dan selimut. Bila ia diberi, rela dan senang, dan jika tidak ia diberi, tidak senang (benci).”

Telah berkata seorang ulama besar di jamannya Hamdun Al-Qoshshor,

“Jika berkumpul iblis dan bala tentaranya, mereka tidak gembira pada suatu hal seperti kegembiraan mereka akan tiga perkara berikut,

*
Orang mukmin membunuh seorang mukmin.
*
Orang yang mati diatas kekafiran.
*
Orang yang hatinya ada rasa takut kepada kemiskinan harta.”

2. Menjaga putra-putri Alawiyyin dari akidah-akidah yang bejat dan rusak serta melarang mereka untuk memperbincangkan apa-apa yang terjadi di antara para sahabat (rodhiyalloohu ‘anhum ajma’iin). Mereka bahkan mendambakan putra-putrinya untuk berpegang teguh dengan apa yang ada dalam kitab Ihya’, sebagaimana mereka telah mengamalkan apa yang ada di dalam kitab tersebut. Sehingga berkata Al-Habib Abdurrahman Assegaf ra.,

“Barang siapa yang tidak menelaah kitab Ihya’, maka tidak ada pada dirinya rasa malu.”

[Diambil dari kitab Al-'Alam An-Nibroos, karangan Al-Imam Abdullah bin Alawi Al-Atthas, hal 15-20]


0 komentar: